Selasa, 09 Oktober 2012
KOLOSAL MANOREH(the end)
Terlalu angkuh punggung manoreh tak seberapa besar tapi tak memberi ruang bagi alam lain untuk sedikit membuktikan kehadiranya,apalagi untuk pesakitan hati,syahdu manoreh mengungkap kegetiran yang tiada banding untuk si pesakitan yang slalu lalu lalang mengharap teduh dari secuil dahan yang landai,bukan manoreh kalau tak mampu menyusun gerai air mata menjadi kegelisahan sipesakitan kala mendegar dentum hati menjelma menjadi ungkapan ketiadaan tentang yang hakiki,manoreh tak pernah terjaga apalagi tertidur hanya mata sembabnya yang menghalau hal lkan lain untuk menerka kisah-kisahnya yang tertutur kealam pesakitan,bukan naif kala tanya dan jawab tak lagi saling terhubung pasti jalan lain yang jadi pilihan,,,,manoreh masih terlalu angkuh untuk menggungkap 'DUKA CINTA SENJA'entah berapa awan yang menutupi kengundahan hati"tapi manoreh tetap manoreh bukit yang slalu sombong,untuk dijajaki penderitaanya'kala sindoro dan sumbing mencoba mengungkap kekhawatiran untuk perpisahan,terdiam terpasung dalam rasa yang tak pernah dia tau itu rasa apa perasaan ,pesakitan terdiam dan mencoba mengangkat angan setara kunang-kunang berkelip tapi tak pasti cahayanya,manoreh tetap bisu,bisunya membahana memenuhi teratai kecil didanau sepi yang tersibak diantara hutan jati "hanya secuil"itupun tak tensng kedalamannya,hemmm......si pesakitan kembali merunduk minta Belas kasih atas kemurkaan hati,disela ron jati(daun)dua berkas sina abstrak dari rembulan yang tinggal separoh bak menampar kedua hati sipesakitan untuk mengerti tentang hidup,Manoreh tetap dengan keangkuhan merasa mampu meniutup kegundahan dari bias sinar yang terlanjur menampar kedua hati,,,,,,diam hening sunyi,manoreh sindoro dan sumbing terlallu angkuh untuk disatukan,hanya pesakitan yang mencoba mengakiri semua cerita dan berlalu untuk membunuh semua hati bukan ragawi tapi rasa dan perasaan....
MANOREH,SYAHDU
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar